Diary Debu!

 


Suasana baru

    Sebuah pesantren terdiri di daerah Jakarta, Pesantren tersebut sudah berdiri 11 tahun dan sudah dihuni oleh santri yang sangat banyak. Pesantren tersebut bernama Ar-Rasyid yang dipimpin oleh Kyai Hamid Al-Hakim dan Nyai Maryam Az-Zahra. Pesantren Ar-rasyid memiliki ekstrakurikuler yang banyak, serta banyak santriawan dan santriwati sangat kreatif. 

   Hari ini, pesantren Ar-rasyid kedatangan santri baru generasi ke-11 untuk lulusan dari SMP, dan generasi ke-14 dari lulusan Sekolah Dasar. Santri baru berdatangan ke pesantren dengan membawa barang dan persyaratan yang harus dibawa. Mereka mencari asrama yang telah ditetapkan oleh para panitia pesantren. Jumlah santri baru yang berdatangan lumayan banyak, dan satu persatu wali santri juga mulai berpamitan kepada para anak-anak nya. Air mata mulai berlinang ketika orang tua mereka mulai berpesan 

"Pinter-pinter disini ya nak... Ayah sama ibu pulang, jangan nakal, jangan lupa makan, belajar yang rajin biar jadi anak yg sholeh (sholehah)". 

Rasa sesak sangat terasa disaat pesan² itu mulai diucapkan, apalagi ketika mereka saling berpelukan, rasanya tidak ingin melepaskan pelukan itu. 

    Salah seorang santriwati yang bernama Arsyakilla Aulia Adzakira, yang biasanya dipanggil killa itu juga sedang menangis tersedu. Ketika, ia berpelukan dengan ke-2 orang tua nya. Fikiran killa berkecamuk, ia akan tinggal disini tanpa orang tua bagaimana bisa? ... 

    Air matanya terus berlinang dan mengeratkan pelukan nya pada Ayah dan ibu nya. 

"Jaga diri baik-baik ya Nak.... jangan bandel... Jadi lah anak yang sholehah" pesan ibunya.

 "InsyaAllah ma... In_syaAllah Killa akan menjalankan pesan mama sama papa" Jawab Killa dengan menyapu air matanya. 

Ia melepas pelukan dari Ibunya, lalu memeluk Ayah nya sebentar. "Kami pulang ya Nak.... " Ujar Ayahnya, Killa mengangguk pelan menahan air matanya. Ayah nya mengelus kepala nya lembut yg berbalut hijab. Ke-2 orang tua nya tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan kepada putri nya. Killa membalas lambaian itu, kini air matanya tidak tertahankan, air matanya kembali tumpah bahunya bergetar hebat. Ia merasa sesak ketika orang tua nya perlahan mulai menghilang. Bagaimana bisa ia tanpa mereka?, itu lah yang ada difikiran nya saat itu.


***


Killa kini duduk diasrama baru nya dengan mata yang masih sembab. Asrama itu cukup luas jika hanya dihuni oleh 4 orang saja. Killa sedang duduk didepan lemari nya untuk memasukkan pakaian nya dengan rapi. Asramanya memiliki toilet didalam nya, jadi jika ingin buang air tidak usah jauh-jauh , serta kamar mandi di sebelah nya walaupun hanya ada 2. Setidaknya mereka tidak lagi berjalan kekamar mandi dan mengantri panjang. 

    Saat sedang fokus merapikan lemari nya, tiba-tiba ada suara ketukan. 

    Tok! Tok! Tok! 

"Assalamu'alaikum.... " Ujar seseorang dibalik pintu. Killa bergegas membukanya dan menjawab salam itu. "Wa'alaikumsalam... " Jawab nya, lalu membukanya ternyata itu adalah 3 teman barunya yang dikatakan oleh panitia tadi bahwa akan ada 3 orang lagi yang akan menempati asrama ini. 

"Haiii!!" sapa mereka kompak dengan melambaikan tangan. 

"Hai jugaa!" Jawab Killa dengan tersenyum lalu melambaikan tangannya.

"Kenalin nama aku Rohaya Jasmani biasa dipanggil Rohaya, umur aku 16 tahun lebih 2 hari cita-cita jadi Jaksa hukum, Hobby--" ucapan Rohaya terputus. 

"Ssstttt... " Desis ke-2 temannya. 

"Udah-udah, gantian entar malah lama dikamu mah.... " Ujar teman samping nya. 

"Kenalin aku indah purnama berlian panggilannya indah " sambung Indah dengan tersenyum.

"Nah,,, kalau aku Musyifa Aulia Maghfirah, panggil aja Sifa."

Mereka dengan kompak menyodorkan tangan ke arah Killa. Ia hanya tertawa pelan melihat tingkah lucu teman barunya itu. 

"Nama aku Arsyakilla Aulia Adzakira, panggilan nya Killa" balas Killa dengan tersenyum lalu menjabat satu-persatu tangan mereka. 

      Setelah berkenalan mereka dipersilahkan masuk oleh Killa. 

"Ayo masuk!" ajaknya, mereka segera mengangguk dan masuk

Killa menutup kembali pintu asrama setelah mereka masuk semua. Killa dan ke-3 teman nya duduk di lantai di depan lemari pilihan mereka masing-masing. Semuanya sibuk merapikan lemari mereka, Killa mencoba memulai pembicaraan agar tidak canggung nantinya. 

"Kalian keliatan nya udah saling kenal ya..?" ujarnya, Rohaya, Sifa, dan Indah yang tadi nya menghadap ke dalam lemari , kini keluar dan menoleh ke arah Killa. 

"Ouh... itu kita kenalan nya udah dari tadi, jadi udah saling kenal dan tukar cerita, makanya keliatan udah kenal lama" ujar indah dengan tersenyum. 

"Ooo... Gitu... " Killa mengangguk pelan, 'ternyata seru juga sekolah disini, banyak temen barunya, gak seburuk yang aku kira'. Batinnya. 

"Oh iya, kalian pilih tempat tidur yang dimana?" tanya Killa kembali 

"Kalau aku dibawah" sambung nya lagi

 "Yaudah aku diatas Killa" ujar Sifa

"Nah aku dibawah aj deh... " Sambung Indah

"Berarti aku diatas Indah... ternyata pas banget ya tempat tidur nya, cuman ada empat" ujar Rohaya dengan terkekeh pelan. Mereka kemudian melanjutkan merapikan lemari dengan fokus dan telaten.


***

      1 minggu berlalu begitu cepat, mereka kini sudah bisa beradaptasi dan berteman baik dengan saling memahami. Pagi ini, mereka telah siap pergi ke kelas untuk belajar, kecuali Rohaya, ia memang sudah terbiasa terlambat. Namun ke-3 temannya setia menunggu nya. 

"Rohaya!! cepetan nanti kita telat lagi inii..... Mana udah mau jam 7 lagi... Lama banget siap² dikamar mandi nya.... " teriak Killa dengan kesal

"Tau nih! Lama banget ... Kamu siap-siao atau bikin kamar mandi sihhh" Sambung sifa. 

"Ck! Awas kamu Rohaya... Aku kerjain... " ujar Indah dengan kesal

Ia lalu, berjalan menuju kamar mandi dan 'cetek' ketikan lampu itu berbunyi.

 "Aaaaaaaaaa.... Bundaaaa" Teriak Rohaya dengan keras, seketika pintu kamar mandi itu terbuka lebar. Tampak Rohaya yang ngos-ngosan dengan wajah paniknya. Sifa dan Killa tertawa ketika melihat temannya itu menjahili Rohaya. Apalagi ketika melihat ekspresi Rohaya. 

"Makanya! jangan suka lama-lama dikamar mandi... " ujar Indah sembari berlalu dari hadapan Rohaya yang sedang kesal. 

"Jahat banget kalian iihhh" Ujar nya kesal. "Intinya kalau nggak begitu, kamu pasti makin lama di kamar mandi" Sambung Sifa. 

"Iya deh iya... Maaf"  balas Rohaya dengan mendekati ke-3 temannya 

"Lagian ngapain sih di dalem lama-lama?" tanya Killa penasaran 

"Rapiin hijab sama bedak" ujar Rohaya tanpa berdosa. 

Mereka hanya geleng-geleng mendengar jawaban Rohaya. 

"Yaudah yuk ke kelas, ntar telat lagi... " ajak indah, mereka mengangguk lalu membawa buku-buku yang mata pelajaran hari ini. 

     Ditengah perjalanan mereka berjalan dengan tergesa-gesa, takutnya bel akan segera berbunyi. Karena jam sudah menunjukkan pukul 07:00, dan benar saja, bel berbunyi dengan keras. Mereka kemudian berlari terbirit-birit mendengar suara bel itu. Setelah berlari cukup cepat, akhirnya mereka sampai di depan kelas dengan terengah-engah. Mereka melirik ke dalam kelas, ternyata tidak ada bagian keamanan, mereka bernafas lega dengan mengusap dada. Baru satu langkah hendak memasuki kelas, tiba-tiba. 

"Eitss.... Stop disana!!" teriak seorang wanita dengan Suara yang menggema. 

"Suara itu seperti bariton! sangat mengerikan bukan? " bisik Killa dengan pelan dan dada yang berdegup kencang.

"Iyaa... bahkan ini lebih mengerikan!!" Sambung Sifa dengan suara gugup.

    Dengan perlahan mereka membalikkan badan ke arah sumber suara, ternyata benar saja! Itu adalah suara Bidang Keamanan yang mengerikan. Mereka beradu pandang dengan wajah panik lalu menunduk takut. 

"Bagus... kalian lagi, kalian,,,, kapan mau berubah? hmm! Kapan!!... ini sudah yang ke-3 kalinya kalian terlambat dalam mingguan ini. Kalian nggak malu apa? terlambat terus? lihat teman-teman kaliannn!! gak pernah terlambat sampai separah ini... kali ini kalian terlambat 01:38 detik!... Astaghfirullahal'azim.... " Kesal wanita itu dengan menahan emosi nya. 

"Keliling lapangan tiga kali!! Lalu ucapkan 'saya selalu terlambat'... Cepat laksanakan sekarang!!.... Satu lagi, jika kalian terlambat lagi... Saya akan menghukum kalian di depan kelas Putra paham.... " tegas wanita itu, mereka terperangah mendengar penuturan wanita tersebut,mereka menelan ludah dengan susah payah.

 Kemudian wanita itu pergi meninggalkan mereka, dengan berat hati mereka mengelilingi lapangan. Untung nya lapangan itu tidak begitu luas, jadi mereka tidak terlalu lelah saat mengelilingi sebanyak 3 putaran. Lapangan itu juga khusus milik kawasan santriwati, jadi mereka tidak terlalu malu.


Bersambung.....

Komentar

Postingan Populer